FILM yang berjudul KULTUS IBLIS mengangkat cerita tentang kelompok terlarang yang menyembah iblis dengan tujuan yang akan dipaparkan pada filmnya. Sementara itu, kita juga sudah punya film horor tentang seseorang yang terjebak dalam lingkungan kelompok pemuja iblis. Maka itu, akan sangat sulit bagi saya untuk bisa takjub dengan karya dari Bobby Prasetyo yang satu ini. Harapan yang tersisa dari saya adalah bahwa film ini bisa bercerita dengan runut.
Tokoh utama kita adalah dua saudara kembar, Naya (Yasamin Jasem) dan Raka (Fadi Alaydrus) yang pergi mengunjungi desa kelahiran sang ayah setelah sebuah keanehan terjadi. Ayah mereka meninggal secara misterius dan di malam sebelum dikuburkan, jasadnya menghilang. Pergi ke desa yang belum diketahui suasananya adalah upaya terakhir mereka untuk turut mencari tahu latar belakang ayah mereka. Rasa penasaran mereka terjawab perlahan setelah tiba di rumah wanita sepuh yang ternyata adalah nenek mereka (Alit Aryani Willems).
Adengan pembuka dari film ini cukup menyeramkan sekaligus mengundang teka-teki. Hamdan (Rukman Rosadi) yang merupakan ayah dari si kembar terjebak dalam teror gaib dan nyawanya dihabisi sosok bertopeng misterius. Berikutnya kita akan melihat peristiwa dimana jenazah Hamdan sulit untuk dimandikan, yang membuat anggapan bahwa Hamdan adalah pemuja setan sulit untuk dibantah. Kejadian tersebut didahului oleh suasana mencekam yang dialami Naya ketika tiba di rumah, walaupun dalam eksekusinya masih mengganggu penonton karena efek suara yang berlebihan. Berikutnya, butuh waktu cukup lama untuk kita bisa mendapatkan teror demikian. Bahkan perkara tentang hilangnya jenazah Hamdan akan sempat terlupakan di pertengahan film.
Sesampainya di desa sang ayah, naskahnya lebih banyak memaparkan potongan misteri yang tertuju pada sebuah konklusi yang familiar. Baik Naya maupun Raka akan bertemu sejumlah karakter aneh, yang menunjukkan impresi abu-abu ketika bertemu dengan pendatang baru. Sang nenek yang diperankan Alit Aryani pun menunjukkan perangai aneh yang semakin memperkuat argumen “Oh si nenek ini anggota kultus iblis juga nantinya”. Selain pertemuan dengan karakter aneh, peristiwa tak wajar pun ditambahkan oleh naskahnya demi memperkuat citra horor pada filmnya. Contohnya saja peristiwa orang hilang yang tiba-tiba kembali dengan kepribadian baru. Kejadian yang sudah tak asing lagi bagi penonton yang sebelumnya telah menyaksikan
The Exorcist: Believer dan Primbon. Sama seperti latar belakang karakternya, pembeda kultus pada film ini dengan sekte sesat lainnya baru diungkap pada babak ketiganya, salah satunya adalah praktik incest (perkawinan sedarah) yang dilakukan anggotanya.
Comments
Post a Comment