CERITA TENTANG FILM MAI
cerita tentang film yang berjudul MAI membuka ranah baru bagi film Vietnam dengan cerita yang beresonansi pada masyarakat modern; dipenuhi isu sosial, masalah yang datang silih berganti, dibawakan dalam gaya lembut tanpa bermaksud menggurui.
Mai (Phuong Anh) merupakan seorang terapis yang baru saja pindah ke apartemen baru. Kehadirannya menjadi bahan gosip baru bagi warga di apartemennya, termasuk sang playboy Duong (Tuan Tran) yang tinggal di apartemen seberang tempat tinggalnya.
Tertarik dengan pesonanya, Duong mencoba untuk mendekati Mai termasuk dengan mengunjungi tempat kerjanya. Mai menjadi primadona baru dan membuat terapis yang lebih dulu bekerja di sana menjadi iri.
Duong menyadari bahwa Mai lebih tua 8 tahun, memiliki anak yang beranjak dewasa serta ayah yang suka berjudi. Tak hanya itu, ada berbagai halangan lain yang membuat cinta mereka sulit terwujud.
Film ini dibuka dengan memperkenalkan Mai pada lingkungan barunya, sebuah apartemen kumuh yang dipenuhi dengan orang-orang menengah ke bawah. 10 menit pertama langsung mengajak penonton untuk masuk ke dalam kehidupan baru Mai, dikelilingi oleh tetangga yang julid dan mesum, serta rekan kerja yang tak menyukainya.
Narasi tentang kehidupan Mai yang mencoba untuk tetap tabah di tengah perjuangannya mencari nafkah untuk anaknya dibuat senyata mungkin. Penonton dipapah sedemikian rupa dengan pace yang tak terlalu lambat dan diselingi komedi untuk membuat plot tak terlalu berat.Untuk sebuah film komersial, sutradara Tran Thanh punya cara ampuh untuk membuat penonton terenyuh dengan segala masalah yang dialami oleh karakter utama. Tapi dibalik itu, ada banyak sentilan dan gambaran masyarakat sebagai isu sosial dipertontonkan.
Phuong Anh hadir sebagai karakter wanita yang tangguh, tapi di satu sisi membawa kesan rapuh dan membutuhkan seseorang untuk bersandar. Chemistry dengan Tuan Tran, si playboy yang juga dipenuhi luka, menjadi ujung tombak drama dalam film ini.
Palet warna dan camerawork yang stylish menyuguhkan adegan-adegan romantis nan menyayat hati. Walaupun beberapa adegan terkesan terlalu overstimulated dan berlebihan, tapi tak sampai mengganggu kenikmatan menonton.
Comments
Post a Comment