CERITA FILM Conquer: Lahad Datu
Berikut adalah cerita Conquer: Lahad Datu (alias Takluk: Lahad Datu), film aksi militer Malaysia tahun 2024 yang diangkat dari insiden nyata di Lahad Datu, Sabah, tahun 2013:
🎬 Ringkasan Alur Cerita
Disutradarai dan ditulis oleh Zulkarnain Azhar bersama Peter Toyat, film ini berusaha menghormati keberanian serta pengorbanan para petugas keamanan Malaysia melalui pendekatan dramatis dan emosional
🧑🤝🧑 Pemeran Utama
-
Syafiq Kyle sebagai pemimpin komando – sosok pemimpin yang menghadapi tekanan moral dan emosional saat konflik.
-
Eman Manan sebagai pemimpin militan (Raja Iskandar/Kiram), diperankan dengan intensitas batin sebagai tokoh antagonis yang berkonflik atas klaim sejarah dan keyakinan diri .
-
Pemeran tambahan: Fikry Ibrahim, Kamal Adli, Anding Indrawani dalam peran yang menguatkan tema persatuan dan konflik internal
🔥 Atmosfer dan Teknik Sinematik
💬 Ulasan dan Persepsi Penonton
✨ Ulasan Positif
-
Reviewer IMDb wannaris memberi nilai 9/10, menyebut film ini menyampaikan campuran emosi: kemarahan, perlawanan, dan kesedihan. Suasana film disebut "membuat penonton menahan napas"
-
Muaddib Uzul di IMDb memberi nilai 8/10: film ini "menghormati keberanian dan pengorbanan pahlawan" lewat penggabungan drama dan aksi yang solid
-
komikhafiz juga memberi nilai 8/10, menyebut kualitas sinematografi, narasi cepat, dan drama yang menyentuh sangat efektif untuk sebuah film aksi lokal
-
Ulasan Midgard Times, penilaian 7.5/10, memuji kekuatan emosional, chemistry antar karakter, dan ketegangan taktis yang efektif tanpa terlalu bergantung pada plot rumit
⚠️ Kritik dan Kontroversi
-
-
Beberapa kritikan menilai film terasa terlalu "Malay-washed", menampilkan sudut pandang Semenanjung Malaysia yang dominan, sementara konteks lokal diabaikan
-
Kritik lain mencakup dialog cringe, ketidaksesuaian periode historis karena penggunaan teknologi modern seperti drone dan SUV, dan penekanan dialog emosional yang dianggap melambatkan pacing
📌 Kesimpulan
Conquer: Lahad Datu adalah film yang mengedepankan penghormatan terhadap operasi militer Malaysia dalam menghadapi krisis nyata, dengan aksi taktis yang mencekam dan narasi emosional. Film ini unggul dalam hal motivasi patriotik, teknik sinematografi, dan chemistry karakter inti. Namun, ia juga mendapat sorotan karena kurangnya representasi lokal Sabah, serta sejumlah aspek produksi yang dianggap terlalu disederhanakan atau tidak akurat secara historis.
Comments
Post a Comment