CERITA FILM Mononoke the Movie: The Ashes of Rage

 Berikut adalah cerita dan sejumlah informasi penting mengenai Mononoke the Movie: Chapter II – The Ashes of Rage:

---

Sinopsis & Alur Cerita

Berlatar satu bulan setelah kejadian film sebelumnya (Phantom in the Rain), The Ashes of Rage kembali mengikuti sang Medicine Seller (suara oleh Hiroshi Kamiya) yang kembali ke Ōoku — bagian terdalam istana Edo yang dihuni oleh para selir dan kekuasaan politik di balik layar 

Di tengah ketegangan yang meningkat antara Botan Ōtomo, pemimpin baru yang ketat, dan Fuki Tokita, selir favorit sang kaisar, terjadi peristiwa mengerikan: salah satu selir mendadak terbakar menjadi abu setelah mengucapkan kata buruk tentang Fuki

Sang Medicine Seller menduga penyebab tragedi adalah mononoke, makhluk gaib penyebab kehancuran, dan segera menyelidiki. Ternyata, ia menemukan bahwa roh pembakar itu adalah “Anak-anak Tikus Api (Fire Rat’s Children)” — makhluk yang menyerang mereka yang berniat menyakiti para ibu hamil, khususnya Fuki yang sedang mengandung anak kaisar 

Maka dimulailah pencarian sang penjual obat untuk menemukan “Bentuk (Form), Kebenaran (Truth), dan Alasan (Reason)” dari mononoke tersebut — kunci untuk bisa mengusirnya dengan pedang sakral yang hanya bisa dipakai olehnya 

---

Produksi & Rilis

• Film ini merupakan film kedua dari trilogi Mononoke (berbasis pada seri anime 2007) dan disutradarai oleh Kiyotaka Suzuki dengan arahan utama oleh Kenji Nakamura, serta ditulis oleh Yasumi Atarashi 

• Dirilis di Jepang pada 14 Maret 2025, kemudian tayang di Netflix secara global mulai 14 Agustus 2025 

• Film ini termasuk dalam seleksi resmi Fantasia International Film Festival, dan berhasil memenangkan Bronze Audience Award untuk film animasi dua tahun berturut-turut (

---

Gaya Visual & Atmosfer

• Film ini dikenal karena gaya visualnya yang memukau—menggabungkan estetika ukiyo-e, tekstur washi, dan nuansa gulir cerita emakimono, menciptakan estetika yang sangat teatrikal dan sinematik 

• Musiknya digubah oleh Taku Iwasaki, sedangkan lagu tema “Hana Musō” dibawakan oleh AiNA THE END, yang memperkuat nuansa emosional film ini 

• Atmosfer film menggambarkan horror psikologis yang intens—siratan politik, cemburu mematikan, dan rasa sakit utuh dalam visual dan suara, lengkap dengan karakter yang berkonflik dan ketegangan batin yang mendalam .

---

Respon & Rekomendasi

• Decider menyarankan “Stream it”, menyinggung narasi rumit namun mendalam dan visual yang memadamkan emosi dengan ketajaman estetika 

• Polygon memuji film ini sebagai pengalaman “phantasmagoric” yang dramatis dan penuh kecantikan visual dalam gaya ukiyo-e 

• Anime News Network memberikan rating A-, menyampaikan bahwa sekuel ini menambah gagasan dan visual yang fantastis, meski mungkin tidak menandingi film pertamanya 
  
  

  

Ringkasan Singkat

Elemen	Keterangan
Genre	Anime, Psychological Horror, Supernatural, Historical Fantasy
Tokoh Utama	Medicine Seller menyelidiki mononoke pembakar di istana kaisar
Konflik	Intrik politik dalam harem, bahaya supernatural, rasa cemburu & perlindungan jiwa
Gaya Visual	Kaya warna, terinspirasi ukiyo-e dan gulir kisah Jepang
Momen Kunci	Kebakaran mendadak, penyelidikan roh Fire Rat’s Children
Nilai & Pesan	Kekuasaan tanpa hati, emosi membara menyebabkan kehancuran; mononoke sebagai refleksi trauma
Rilis	Jepang (Mar 2025), Netflix Global (Ags 2025)
Rasa Umum	Untuk penggemar anime artistik, cerita menegangkan, dan kisah batin yang kaya

---

Kalau kamu tertarik, aku bisa bantu lanjut ke ulasan mendalam—seperti makna simbolik mononoke-nya, gaya animasi tertentu, atau peran karakter seperti Botan dan Fuki. Mau lanjut eksplorasi